Tempat-tampat Bersejarah di Mekah Madinah
Tempat Bersejarah1. Ka’bah
Ka’bah merupakan kiblat shalat umat Islam. Ka’bah yang berbentuk kubus ini merupakan bangunan utama diatas bumi yang digunakan untuk menyembah Allah SWT.Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 90, yang artinya :
“Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta”.
Ka’bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul ‘Atiq (Rumah
Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari
batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Makkah.
Baitullah ini dibangun diatas dasar fondasi yang kokoh.
Dinding-dinding sisi Ka’bah ini diberi nama khusus yang ditentukan
berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. terkecuali
satu dinding yang diberi nama “Rukun Hajar Aswad”.
Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah :
-
Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
-
Sebelah Barat Rukum Syam (Suriah)
-
Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)
-
Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).
Keempat sisi Ka’bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah.
Sejak zaman nabi Ismail, Ka’bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini.
Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan
kaligrafi dari benang emas.
Dalam satu tahun Ka’bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan
Dzulhijah dan awal bulan Sya’ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.
2. Masjidil Haram
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya
terdapat Ka’bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu shalat. Masjid
ini mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al
Khattab pada tahun 638 M.
Dari masa kemasa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan
perluasan, diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian
terhadap Masjidil Haram. Pembangunan besar-besaran dalam sejarah
diprakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :”Pelayan Dua
Tanah Haram Makkah dan Madinah”.
Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain,
selain umat Muslim). Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi
dan dapat menampung 730.000 jama’ah dalam satu waktu shalat berjama’ah.
Masjid ini melingkari Ka’bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari.
Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali, antara lain : Shalat di
masjid ini lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lain.
Begitupun berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya.
3. Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut Tenggara
Ka’bah, yaitu sudut dimana tempat Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan
batu yang diturunkan Allah SWT. dari Surga melalui malaikat Jibril.
Hajar Aswad berupa kepingan batu yang terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan direkat dengan lingkaran perak.
Dalam salah satu riwayat Bukhari-Muslim, diterangkan bahwa Sayyidina
Umar, sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, “Demi Allah, aku tahu
bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa.Kalau aku tidak melihat Rasulullah SAW. mencium-mu, tidak akan aku menciummu”.
Jadi mencium Hajar Aswad bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam,
tapi merupakan anjuran dan hukumnya sunnah. Maka kalau keadaan tidak
memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkan saja
niat untuk mencium atau mengusap batu ini.
4. Hijr Ismail
Hijr Ismail, berdampingan dengan Ka’bah dan terletak di sebelah utara
Ka’bah, yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi
1,5 meter. Hijr Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang
sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang
berkuasa mengganti pagar batu itu dengan batu marmer.
Hijr Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail,
disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi
kuburan beliau dan juga ibunya.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam,
sebagian dari Hijr Ismail itu adalah termasuk dalam Ka’bah. Ini
diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ‘Aisyah r.a. yang berbunyi : ‘Dari
‘Aisyah r.a. katanya; “Aku sangat ingin memasuki Ka’bah untuk melakukan
shalat didalamnya. Rasulullah S.A.W. membawa Siti ‘Aisyah ke dalam Hijir
Ismail sambil berkata ” Shalatlah kamu disini jika kamu ingin shalat di
dalam Ka’bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah.
Shalat di Hijr Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak
ada kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh.
5. Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau
pendapat sebagian orang. Maqam Ibrahim adalah batu pijakan pada saat
Nabi Ibrahim meninggikan pondasi Ka’bah. Letak Maqam Ibrahim ini tidak
jauh, hanya sekitar 3 meter dari Ka’bah dan terletak di sebelah timur
Ka’bah.
Saat ini Maqam Ibrahim seperti terlihat pada foto di atas. Di dalam
bangunan kecil ini terdapat batu tempat pijakan Nabi Ibrahim seperti
dijelaskan di atas. Pada saat pembangunan Ka’bah batu ini berfungsi
sebagai pijakan yang dapat naik dan turun sesuai keperluan nabi Ibrahim
saat membangun Ka’bah. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim masih nampak
dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi, di sekeliling batu Maqam
Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk
sangkar burung.
6. Multazam
Multazam merupakan dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad
dengan pintu Ka’bah. Tempat ini merupakan tempat utama dalam berdoa,
yang dipergunakan oleh jama’ah Haji dan Umroh untuk berdoa/bermunajat
kepada Allah SWT. setelah selesai melakukan tawaf.
Saat bermunajat di depan Multazam ini, Jarang orang tidak meneteskan
air mata disini, terharu karena kebesaran Illahi. Multazam ini insya
Allah merupakan tempat yang mustajab dalam berdoa, insya Allah doa
dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Antara Rukun Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah,
yang disebut Multazam. Tidak seorangpun hamba Allah yang berdoa ditempat
ini tanpa terkabul permintaannya.”
7. Mata Air Zam-Zam
Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak dibawah tanah,
sekitar 20 meter disebelah Tenggara Ka’bah. Mata air atau Sumur ini
mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air
Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Saat minum air Zamzam kita
menghadap Ka’bah.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak
dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan
putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan
air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah
sebanyak 7 kali. Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena
tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan
tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.
Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :
Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka
berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian
Nabi Ibrahim AS. meninggalkan mereka.
Siti Hajar yang memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu
lalu bertanya ; “Hendak kemanakah engkau, Ibrahim? Sampai hatikah engkau
meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini?”.
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim AS. tidak menjawab
sepatah kata pun. Siti Hajar bertanya lagi ; “Apakah ini memang perintah
dari Allah? “Barulah Nabi Ibrahim menjawab, “ya”. Mendengar jawaban
suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia
percaya hidupnya tentu terjamin walaupun ditempat yang sunyi, tidak ada
manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail
masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim As. habis. Siti
Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan
Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir) ketika sampai di
Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu
ia menuju kearah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah
suara air yang memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu
adalah air Zamzam.
Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai
keistimewaan dan keberkatan dengan izin Allah SWT., yang bisa
menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut
yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebutkan pada hadits Nabi,
dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW. bersabda : “sebaik-baik air di
muka bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang
mengenyangkan dan penawar bagi penyakit”.
8. Safa dan Marwah
Safa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan
Ka’bah. Sejarah Safa-Marwah tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi
Ibrahim As, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail As. Sewaktu Ismail dan
Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan
bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit
Safa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali.
Saat kali ketujuh (terakhir). Ketika sampai di Marwah, tiba-tiba
terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah
suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air
memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
9. Masjid Nabawi
Disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad SAW. selalu menyebutnya
dengan kalimat, “Masjidku”, pada setiap kali beliau menerangkan tentang
sebuah masjid yang sekarang berada di pusat kota Madinah. Rasulullah
bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu
kali di masjid lain, kecuali Masjidil Haram”.
Dalam satu riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Barang siapa shalat di
masjidku 40 waktu tanpa terputus, maka ia pasti selamat dari neraka dan
segala siksa dan selamat dari sifat munafik”.
Masjid ini didirikan oleh Rasul SAW. dan sahabat-sahabat pada tahun
pertama hijrah (622 M) seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di
sebelah barat rumah Rasul, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasul
SAW dan termasuk dalam bangunan masjid.
Berziarah ke masjid Nabawi ini adalah masyru’ (diperintahkan) dan
termasuk ibadah. Penyataan ini sesuai dengan sabda Rasulullah :
“Janganlah kau mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu
Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa”.
10. Maqam Rasulullah SAW
Makam (pusara) Rasullullah SAW terletak di sebelah Timur Masjid
Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah
SAW. bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.
Sejak Rasulullah SAW. wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah
Rasullullah SAW. terbagi dua. Bagian arah kiblat (Selatan) utk makam
Rasulullah SAW. dan bagian Utara utk tempat tinggal Aisyah.
Sejak tahun 678 H. (1279 M) diatasnya dipasang Kubah Hijau (Green
Dome). Dan sampai sekarang Kubah Hijau tersebut tetap ada. Jadi tepat di
bawah Kubah Hijau itulah jasad Rasullullah SAW. yang mulia dimakamkan.
Disitu juga dimakamkan kedua sahabatnya, yaitu Abu Bakar (Khalifah
Pertama) dan Umar (Khalifah Kedua) yang dimakamkan di bawah kubah,
berdampingan dengan makam Rasulullah SAW.
11. Arafah
Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada ibadah Haji, dimana
di Arafah ini jama’ah haji harus melakukan Wukuf. Wukuf merupakan rukun
Haji dan tanpa melaksanakan Wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat
manusia dibangkitkan Allah SWT pada hari yang tak diragukan lagi. Saat
itu semua manusia sama dihadapan Allah SWT., yang membedakan hanyalah
kualitas imannya.
Wukuf secara harfiah berarti berdiam diri. Wukuf di Arafah adalah
berada di Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari)
tanggal 9 Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram.
Pada saat wukuf disarankan untuk memperbanyak doa sambil menghadap
kiblat dan mengangkat kedua tangan. Juga memperbanyak taubat memohon
ampunan kepada Allah SWT., sebab saat wukuf adalah saat yang utama untuk
berdoa, memohon ampun dan bertaubat.
Selain itu juga perbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al Qur’an,
takbir, tahmid, tahlil dan sebagainya. Selama wukuf jangan sampai
melakukan sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan kesucian
ibadah saat Wukuf.
Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Doa yang paling baik adalah doa di hari Arafah”.
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW. juga bersabda, “Tidak ada hari
paling banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali
hari Arafah”.
Arafah berjarak sekitar 25 km disebelah Tenggara Makkah dan merupakan
padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi
bukit-bukit batu yang membentuk setengah lingkaran, saat ini sudah
ditanami dengan pohon-pohon.
Pada musim haji di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda. bagi yang
tidak kebagian tenda cukup berteduh di bawah pohon. Untuk mengurangi
panas di setiap sekitar 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang
diatasnya memancar air halus yang mirip gerimis, dengan tujuan
menurunkan suhu disekitarnya.
Pancaran air ini sangat bermanfaat dan dapat mengurangi banyaknya
jama’ah yang terkena high stroke (tiba-tiba lemas karena matahari yang
panas)
12. Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijah), dari
Arafah berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maghrib dan Isya dikerjakan di
Muzdalifah dengan cara jama’ takhir qashar.
Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Di Muzdalifah ini jama’ah
haji bermalam (mabit) dan mengambil 70 atau 49 butir batu kecil untuk
persiapan lempar jumroh di Mina. Shalat Subuh dilaksanakan berjama’ah di
Muzdalifah.
Setelah shalat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk
melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah/sakit boleh meninggalkan
Muzdalifah pada malam hari setelah lewat tengah malam baru menuju Mina.
13. Mina
Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan
bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jama’ah haji pada tanggal
8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jama’ah haji tinggal
disini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar,
Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9
Dzulhijah, jama’ah haji berangkat ke Arafah. Amalan seperti ini
dilakukan Rasulullah SAW. saat berhaji dan hukumnya sunnah. Artinya
tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke Arafah, tidak wajib bermalam di Mina.
Jama’ah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf
di Arafah. Jama’ah haji ke Mina lagi karena akan melempar jumroh. Di
Mina ini, pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh.
Yaitu tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah bagi jama’ah haji yang melaksanakan
Nafar Awal atau tanggal 10, 11, 12, 13 dzulhijah bagi jama’ah yang
melaksanakan Nafar Tsani. Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan
melempar jumroh merupakan amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan,
harus membayar dam atau denda).
Pada hari-hari biasa, Mina kosong tidak berpenduduk, walaupun
terlihat bangunan permanen. Namun pada tanggal 10 Dzulhijah dan beberapa
hari sebelumnya dipadati para jama’ah haji.
Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah
menempati untuk keperluan ibadah saja. Sesuai dengan riwayat isteri
nabi, Aisyah ra., “Ya Rasullullah SAW., perlukah kami buatkan di Mina
untuk anda berteduh?”, Rasulullah SAW. menjawab, “Jangan, sesungguhnya
Mina adalah tempat duduk orang yang lebih dahulu datang”.
Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban.
Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah SAW.
melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan
ibadah Haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar